Guru yang Sukses dan Guru yang Salah


Pengajaran merupakan sebuah profesi yang mulia. Guru merupakan profesi yang sangat menyita waktu dan memerlukan komitmen. Menurut Kelly (dalam Danim, 2010) ada lima hal yang harus di pertimbangkan menjadi seorang guru, yaitu:

· Komitmen waktu
Menjadi seorang guru harus memberikan waktu ekstra di luar waktu di sekolah untuk membuat rencana belajar dan memeriksa tugas-tugas siswa.

· Besarnya bayaran
Berprofesi guru tidak mendapat bayaran sebesar profesional lainya sehingga harus bisa mengatur keuangan dengan baik.

· Apresiasi dan kewajaran
Mengajar merupakan profesi yang sangat unik karena ada yang memandang guru sebagai profesi yang menyedihkan ada pula yang memandang profesi guru sebagai profesi yang mulia.

· Harapan masyarakat
Sebagai seorang guru,akan ada situasi yang menarik ke arah yang berbeda sehingga guru memiliki banyak peran yang harus dijalankan seperti bertindak sebagai pendidik, pelatih, sponsor kegiatan, perawat, penasihat, orang tua, teman, dan inovator.

· Komitmen emosional
Profesi guru bukanlah pekerjaan di atas meja saja, guru harus bisa menempatkan diri di luar sana. Guru yang hebat secara emosional berkomitmen untuk menuntaskan materi pelajaran bagi siswanya.

Kelly (dalam Danim, 2010) menyatakan siswa dan guru sering ditempatkan dalam situasi yang canggung dan stres. Ada beberapa tips yang dapat membantu guru memulai tugas pertamanya, yaitu:

· Tepat waktu
Ketepatan waktu sangat penting di mana pun itu. Binalah hubungan baik dengan guru lain dan siswa dengan kesan pertama yang baik.

· Berpakaian tepat
Sebagai seorang profesional, guru diharapkan untuk berpakaian sesuai. Pakaian tidak dapat membantu memberikan wibawa, akan tetapi pakaian yang sesuai dapat membuat guru mengetahui koordinasi profesionalisme, dan dedikasi untuk tugas guru.

· Melentur
Bantulah sesama rekan guru, selain mendapat pengalaman baru, juga dapat membangun kesan baik dengan rekan guru lain.

· Ikuti aturan sekolah
Ikutilah peraturan yang ada di sekolah karena hal itu dapat menjadi cerminan guru kedepannya.

· Rencana ke depan
Buatlah rencana pelajaran dengan segera jika dirasa dibutuhkan, jangan menunggu sampai perlu. Selain dapat meningkatkan percaya diri juga dapat membuat diri menjadi profesional.

· Berteman dengan staf kantor
Staf kantor sangat penting karena setiap hari anda akan bertemu dan berinteraksi dengan mereka. Opini-opini tentang anda akan berdampak apakah anda diterima atau tidak.

· Menjaga kerahasiaan
Ketika membuat catatan atau memceritakan pengalaman di kelas, anda tidak boleh menggunakan nama siswa-siswa yang ada agar tidak terjadi bias pada guru atau siswa lain.

· Jangan menggosip
Bergosip dengan sesama guru merupakan kegiatan yang sangat mengoda, akan tetapi hindarilah. Selain gosip dapat menyinggung perasaan orang lain, gosip juga dapat memberikan kesan negatif terhadap anda.

· Jadilah guru profesional
Hormati dan hargailah rekan-rekan guru lain, anda dapat belajar banyak dari rekan-rekan guru yang sudah bekerja lebih dulu daripada anda, dan mereka lebih mungkin berbagi pengalaman dengan anda jika anda tertarik dengan pengalaman mereka.

· Jangan tunggu menit terakhir untuk memberitahu bahwa anda sedang sakit
Jika merasa tidak sehat beritahukan kepada guru koordinator atau rekan guru lainnya sehingga mereka tidak kelabakan mencari guru pengganti.

Ada enam sifat guru yang sukses menurut Lewis (dalam Danim, 2010), yaitu:

  • Guru yang sukses memiliki harapan tinggi secara terus-menerus.
  • Guru yang sukses berpikir kreatif untuk mendorong siswa masuk ke dunia nyata.
  • Guru yang sukses bersifat fleksibel dan sensitif tingkat tinggi terhadap kebutuhan siswa, orang tua, rekan guru, dan masyarakat.
  • Guru yang sukses memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan berkembang atau kuriositas.
  • Guru yang sukses adalah manusia sempurna, maksudnya guru membawa seluruh dirinya untuk pekerjaan mereka.
  • Guru yang sukses senang belajar dan menjalani kehidupan, mereka tidak takut untuk menjadi bodoh karena selalu menjadi pembelajar dan menikmati kehidupan dengan segala perkembangannya.

Referensi
Danim, Sudarwan. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta

Note:
Artikel ini berupa resume penulis sehingga mungkin saja memiliki perbedaan makna dari buku aslinya, untuk lebih jelasnya bacalah buku Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi karangan Sudarwan Danim.

Terima kasih ^^
Susi Trisnawaty

Comments

Popular posts from this blog

Apa yang dimaksud Heutagogi??

Spaghetti Bolognese

Soto Medan, Indonesia