Mengajar, Ahli Pedagogi, & Paradigma Belajar


1. Defenisi Mengajar

Mengajar berasal dari kata "ajar" yang bermakna memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek tertentu. Mengajar bermakna tindakan seseorang atau kelompok orang dalam memberikan petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek didik tertentu agar subjek tersebut mengetahui dan memahaminya sesuai dengan tujuan yang dihendakinya.

Elemen-elemen dalam mengajar, meliputi:
  • Tujuan
  • Bahan ajar
  • Interaksi guru-siswa
  • Pengelolaan kelas
  • Evaluasi
  • Hasil belajar
Kaitan-kaitan antar elemen dalam mengajar dapat dilihat pada bagan di bawah ini


Elemen Mengajar
Bagan Kaitan Elemen-elemen dalam Mengajar

Kekeliruan Istilah

Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan interaksi guru-siswa yang seringkali disalah-gunakan oleh kita sebagai masyarakat, yaitu istilah mengajar, belajar, pengajaran, dan pembelajaran.
  • Istilah mengajar merujuk pada tugas utama guru di dalam kelas (teacher centered)
  • Istilah belajar merujuk pada tugas utama siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas
  • Istilah pengajaran memiliki makna interaksi antara guru dan siswa, namum peran guru lebih dominan dibandingkan dengan siswa
  • Istilah pembelajaran memiliki makna interaksi antara guru dan siswa, namun lebih berpusat pada siswa (student centered)
Pada pembelajaran tradisional, sangat perlu kehadiran guru secara fisik, sebaliknya pada pembelajaran modern, guru tidak harus selalu hadir secara fisik. Jika dibaca dari kalimat sebelumnya, maka muncullah pertanyaan
Mungkinkah ada kegiatan mengajar tanpa siswa?
Kalau melihat defenisi mengajar, kegiatan mengajar harus ada kehadiran siswa, akan tetapi jika siswa bisa belajar sendiri tanpa guru, ini dinamakan kegiatan belajar, bukan kegiatan mengajar.

2. Menginspirasi Siswa

Kegiatan mengajar yang bagus jika siswa termotivasi untuk belajar secara berkelanjutan, substansial, dan positif dalam berpikir, bertindak, dan merasa. Kegiatan ini dapat menginspirasi siswa untuk terus belajar. Ada beberapa karakteristik kemampuan mengajar yang dapat menginspirasi siswa, yaitu:
  1. Keahlian pokok
  2. Ahli paedagogi
  3. Komunikator yang unggul
  4. Mentor yang berpusat pada siswa
  5. Asesor yang sistematis dan berkelanjutan
3. Perspektif dan Strategi

Seorang guru harus memiliki perspektif agar dapat memiliki strategi dalam pengelolaan kelas. Perspektif ini berasal dari pengalaman guru dalam kelas yang akan bertambah seiring lamanya guru berada di bidang tersebut. Semakin banyak pengalaman guru, maka semakin baik strategi yang digunakan untuk pengelolaan dalam kelas agar siswa-siswi mendapat pembelajaran yang bagus.

4. Keputusan Profesional

Sebagian besar guru di sekolah memiliki peran yang kompleks, misalnya melakukan penelitian, layanan profesional, konsultasi, terlibat dengan proses tata kelola lembaga pendidikan, dan sebagainya. Dalam UU No. 14 Tahun 2005 mengenai guru dan dosen disebutkan bahwa tenaga profesional guru mengembangkan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Hal ini termasuk dengan keputusan guru untuk membuat rencana kegiatan mengajar, menyiapkan tugas yang mudah, sedang, ataupun sulit untuk siswa, melaksanakan tes, memeriksa hasil tes, mengajukan pertanyaan, menanggapi pertanyaan dan komentar siswa, dan sebagainya. Semua keputusan itu dibuat oleh guru dengan mempertimbangkan keadaan kelas dan kondisi siswa setiap waktu.

5. Paradigma Belajar

Ada lima strategi mengajar, yaitu:
  1. Pelatihan dan pelatihan lanjut, yaitu mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan dengan tujuan yang jelas, melaksanakan pembelajaran dengan langkah tertentu, dan memperkuat tiap kemajuan.
  2. Ceramah dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi dengan cara yang dapat dipahami, mudah diproses, dan diingat.
  3. Mencari dan menemukan, yaitu pembelajaran keterampilan berpikir, pemecahan masalah, dan kreativitas melalui penyelidikan dan penemuan.
  4. Kelompok dan tim, yaitu berbagi informasi, bekerja secara kooperatif pada pembelajaran proyek, serta mengeksplorasi sikap, pendapat, dan keyakinan melalui proses kelompok.
  5. Pengalaman dan refleksi, yaitu mengaktifkan siswa untuk merefleksikan pembelajaran yang terjadi di lingkungan kerja, magang, studi wisata, atau kegiatan di luar ruangan.

Referensi
Danim, Sudarwan. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta

Note:
Artikel ini berupa resume penulis sehingga mungkin saja memiliki perbedaan makna dari buku aslinya, untuk lebih jelasnya bacalah buku Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi karangan Sudarwan Danim.

Terima kasih ^^
Susi Trisnawaty

Comments

Popular posts from this blog

Hubungan Memori dengan Mind Mapping;Tugas Individu

Spaghetti Bolognese

Apa yang dimaksud Heutagogi??